Big Data: We knew what you did last summer…


We knew what you did last summer… Sangat kontekstual dengan kondisi saat ini 😁

Big Data menciptakan peluang besar untuk lebih memahami dampak dan efektivitas kebijakan ekonomi dan publik, seperti investasi sosial. Tetapi perlu kapasitas untuk mengumpulkan data dan intervensi penargetan menciptakan risiko serta peluang. Bagaimana kita bisa mendapatkan yang terbaik dari Big Data tanpa mengaktifkan yang terburuk, baik di pemerintahan, bisnis, dan masyarakat?

Semua orang berbohong. Itu akan dianggap kebenaran. Mantan ilmuwan data Google Seth Stephens-Davidowitz memiliki pemahaman mendalam tentang jiwa kita dan pertanyaan yang sangat ingin kita jawab. Dia membuka kedok apa yang sebenarnya kita semua lakukan — terlepas dari apa yang kita ingin orang lain percayai — baik online dan offline.

Memadukan analisis informasi “The Signal and the Noise” dengan ikonoklasme instruktif dari “Think Like a Freak”. Sebuah pandangan yang menarik, mencerahkan, dan cerdas tentang apa yang diungkapkan oleh sejumlah besar informasi yang sekarang langsung tersedia bagi kita tentang diri dan dunia kita — asalkan kita bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang tepat.

Pada akhir hari di awal abad kedua puluh satu, manusia yang mencari di internet akan mengumpulkan delapan triliun gigabyte data. Jumlah informasi yang mengejutkan ini—belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah—dapat memberi tahu kita banyak hal tentang siapa diri kita—ketakutan, keinginan, dan perilaku yang mendorong kita, serta keputusan sadar dan tidak sadar yang kita buat. Dari yang mendalam hingga yang duniawi, kita dapat memperoleh pengetahuan yang mencengangkan tentang jiwa manusia yang dua puluh tahun yang lalu, tampaknya tak terduga.

Semua Kebohongan menawarkan wawasan yang menarik, mengejutkan, dan terkadang membuat tertawa terbahak-bahak tentang segala hal mulai dari ekonomi hingga etika hingga olahraga hingga ras hingga jenis kelamin, gender, dan banyak lagi, semuanya diambil dari dunia data besar (Big Data). Berapa persentase pemilih kulit putih yang tidak memilih Barack Obama karena dia berkulit hitam? Apakah tempat Anda bersekolah mempengaruhi seberapa sukses Anda dalam hidup? Apakah orang tua diam-diam lebih menyukai anak laki-laki daripada perempuan? Apakah film kekerasan mempengaruhi tingkat kejahatan? Bisakah Anda mengalahkan pasar saham? Seberapa sering kita berbohong tentang kehidupan kita dan siapa yang lebih sadar diri tentang pria atau wanita?

Menyelidiki pertanyaan-pertanyaan ini dan sejumlah pertanyaan lainnya, Seth Stephens-Davidowitz menawarkan wawasan yang dapat membantu kita memahami diri kita sendiri dan hidup kita dengan lebih baik. Menggambarkan studi dan eksperimen tentang bagaimana kita benar-benar hidup dan berpikir, ia menunjukkan dengan cara yang menarik dan sering kali lucu sejauh mana seluruh dunia memang sebuah laboratorium. Dengan kesimpulan mulai dari yang aneh-tapi-benar hingga menggugah pikiran hingga mengganggu, ia mengeksplorasi kekuatan serum kebenaran digital ini dan potensinya yang lebih dalam—mengungkap bias yang tertanam dalam dalam diri kita, informasi yang dapat kita gunakan untuk mengubah budaya kita, dan pertanyaan-pertanyaan yang kita Saya takut bertanya yang mungkin penting bagi kesehatan kita—baik secara emosional maupun fisik. Kita semua tersentuh oleh biyg Data setiap hari, dan pengaruhnya berlipat ganda. Semua Orang punya Kebohongan yang menantang kita untuk berpikir secara berbeda tentang bagaimana kita melihatnya.

Hidup lebih aneh daripada fiksi dan beberapa hari kemudian kami semua dijadwalkan untuk pergi ke Open Rights Conference on the Strand di London, dengan pidato Key Note oleh John Perry Barlow, Tim Wu dan Casper Bowden. Kami tertarik pada ORG atas dasar perlindungan data dan privasi dalam konteks penyalahgunaan komersial, oleh EE, Google, Facebook dan banyak lainnya termasuk e-commerce, yang tidak memiliki pemahaman tentang kepercayaan dalam hubungan komersial di belanja semesta.

Namun, konferensi ini tidak akan berlangsung dua hari setelah komunikasi eksplosif Snowden. Saya yakin ketika konferensi itu awalnya diselenggarakan, baik John Perry Barlow maupun Tim Wu tidak memiliki firasat betapa pentingnya mereka berdua berada di London pada minggu itu. Tapi di London mereka dan kami dapat mendiskusikan aspek pekerjaan Electronic Frontier Foundation di bidang pengawasan dan privasi data yang jelas akan sangat berguna di negara asalnya di Inggris.

John Perry Barlow jelas terguncang pada ukuran pelanggaran NSA, kedalaman dan kegilaan dari apa yang telah kita pelajari tentang hari sebelumnya tentang ukuran global dari sistem pengawasan AS. Sering kali selama konferensi saya melihat John Perry Barlow duduk di sudut, dengan wajah terkubur dalam di tangannya. John dan Electronic Frontier Foundation tidak terkejut seperti kita semua pada fakta (telah berjuang secara hukum sejak 2005 melawan banyak intervensi pemerintah) tetapi skala tindakan NSA membuatnya menyadari bahwa yang satu ini berbeda. Kami tahu bahwa tidak ada yang akan sama di dunia komunikasi online. Yang bisa saya pikirkan hanyalah Stasi Jerman dan ‘arsip’ yang disimpan KGB Polandia.

Agenda konferensi ORG yang telah disiapkan sebelumnya sebagian besar keluar dari jendela, dengan sebagian besar sesi, terutama oleh Caspar Bowden dan Eric King (Privacy International) berfokus pada pemahaman aspek hukum undang-undang perlindungan data AS, Inggris dan Eropa, yang lembaga itu melanggar hukum mana dengan cara apa dan apa yang bisa kita lakukan tentang hal itu. Bagaimanapun Anda melihatnya, tampak jelas bahwa Inggris terlibat dalam proses pengawasan, dan kami akan menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk membongkar kesalahan dalam sistem hukum negara yang memungkinkan Prism, Tempora, dan lainnya, untuk program emerge, terjadi dengan restu penuh dari GCHQ.

Big Data seen by Hacker & Star Trek fans 😁


Big Data 🙂
For Hacker & Star Trek fans only …

Big data adalah istilah yang menggambarkan volume besar data – baik terstruktur maupun tidak terstruktur – yang membanjiri bisnis sehari-hari. Namun bukan jumlah data yang penting. Apa yang dilakukan organisasi dengan data itulah yang penting. Big data dapat dianalisis demi pemahaman yang mengarah kepada keputusan dan gerakan bisnis strategis yang lebih baik.

Saat ini, istilah big data bukan lagi hal yang asing kita dengar, karena memang dengan berkembangnya teknologi, seiring itu pulalah masalah yang harus di selesaikan dengan teknologi dalam hal ini yang terkait big data. Setidaknya ada 3 V masalah/problem dalam big data, antara lain :

Volume :

Organisasi mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk transaksi bisnis, perangkat pintar (IoT), peralatan industri, video, media sosial dan banyak lagi. Di masa lalu, menyimpannya akan menjadi masalah – tetapi penyimpanan yang lebih murah pada platform seperti danau data dan Hadoop telah meringankan beban.

Velocity :

Dengan pertumbuhan Internet of Things, data mengalir ke bisnis dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan harus ditangani tepat waktu. Tag RFID, sensor, dan smart meter mendorong kebutuhan untuk menangani torrent data ini dalam waktu yang hampir bersamaan.

Varietas :

Data hadir dalam semua jenis format – dari terstruktur, data numerik dalam database tradisional hingga dokumen teks, email, video, audio, data ticker saham, dan transaksi keuangan yang tidak terstruktur



Big Data Jadi Sumber Kejahatan Lintas Negara, Yasonna: Jangan Kalah Canggih dari Hackers
Jumat, 20 November 2020 16:43 WIB
Penulis: Lusius Genik Ndau Lendong
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menkumham Yasonna Laoly menyebut big data menjadi salah satu sumber kejahatan lintas negara.

Big data diretas dan dimanfaatkan untuk tindak kejahatan dunia maya atau cybercrime.

Hal ini disampaikan Yasonna dalam webinar Potensi Ancaman ‘Cyber Crime’ Bagi Pelaku Bisnis” yang diselenggarakan Tribun Network, Kamis (19/11/2020).

“Big data menjadi salah satu sumber kejahatan lintas negara, terutama apabila si pelaku mampu menemukan modus yang lebih canggih dari jangkauan aparat kemanan negara. Sebab mereka mengendalikan operasinya dari remote, dari jauh,” jelas Yasonna.

Dewasa ini perang kecanggihan antara para hackers dan peretas melibatkan para pelaku kejahatan lintas negara dengan aparat keamanan negara.

Kebijakan tradisional yang menyebut ‘pertahanan terbaik ialah menyerang’ dinilai tidak lagi tepat.

“Dalam konteks penanggulangan kejahatan negara hal itu mungkin tidak sepenuhnya dapat diimplementasikan,” ucap Yasonna.

Alih-alih menyerang, Yasonna berharap setidaknya Indonesia mampu melakukan prediksi sebelum diserang serta mengidentifikasi kelemahan sistem sendiri sebelum diketahui para hackers.

Mengutip seorang pakar di bidang cyber, Yasonna mengatakan setiap entitas saat ini penting untuk mempertimbangkan potensi besar penggunaan big data.

Hal itu diperlukan untuk mempertahankan pelanggan dan aset mereka dari ancaman cybercrime yang terus berkembang.

“Mereka yang serius dalam melindungi jaringan mereka harus mampu melampaui solusi keamanan tradisional, dan menerapkan analytics skala besar dan canggih pada platform data konvergensi,” kata Yasonna.

Meskipun tidak mudah untuk mengatasi permasalah cybercrime yang semakin kompleks, namun hal tersebut bukanlah hal yang mustahil.

Setiap kelompok usaha serta negara, lanjut Yasonna, wajib punya cyber security untuk mencegah kejahatan macam ini.

Selain itu dibutuhkan kerjasama dengan banyak pihak di banyak negara.

“Kita tidak boleh kalah canggih dari penjahat dunia Maya, kita harus selalu jauh lebih maju dan canggih dari mereka, tidak boleh sama sekali ketinggalan langkah,” ujar Yasonna

YouTube banyak memberikan informasi yang menarik dan akurat bagaimana teknologi roket bekerja


Saya sering menggunakan istilah “Rocket Science” dalam beberapa tulisan dan ketika menjadi Nara Sumber karena berbagai alasan. Ternyata kerumitannya semakin “dimudahkan” dengan banyaknya sumber pengetahuan dan kebijaksanaan (knowledge and wisdom) pada teknologi roket saat ini.

Hal ini terutama dengan adanya YouTube yang banyak memberikan informasi yang menarik dan akurat bagaimana teknologi roket bekerja. Salah satunya adalah channel “BPS Space” yang memberikan penjelasan secara aplikatif dan menarik sehingga relatif lebih mudah dimengerti. Hal ini dimaksudkan agar banyak orang tertarik namun “masih mahal bagi banyak orang Indonesia 😊

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket (sebanding dengan reaksi balasan sesuai dengan Hukum Pergerakan Newton ke 3). Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket.

Roket bermula untuk penggunaan militer dan rekreasipada abad ke-13 masehi. Penggunaan roket secara intensif untuk militer, industri dan ilmu pengetahuan dimulai pada awal abad ke-20, di mana teknologi peroketan mampu mengantarkan umat manusia menuju Era ruang angkasa, termasuk mengantarkan manusia menginjakan kakinya ke bulan.

Roket digunakan untuk kembang api, persenjataan, kursi penyelamat, kendaraan peluncur luar angkasa untuk Satelit buatan, kendaraan luar angkasa, dan eksplorasi ke planet lain. Walaupun kurang efisien dikecepatan rendah, roket mampu memberikan akselerasi luar biasa dan mencapai kecepatan sangat tinggi dengan efisiensi yang bisa diterima.

Roket kimia menyimpan sejumlah besar energi dalam bentuk yang mudah dilepaskan dan bisa sangat berbahaya, tetapi desain, tes, pembuatan dan penggunaan yang berhati hati bisa meminimalkan risiko.

10 Teknologi Dibalik Roket Buatan NASA Terbaru - Tentik

Ukuran Roket berbeda dari model kecil yang bisa dibeli sebagai kembang api, atau roket hobi, sampai yang berukuran besar Saturn V yang digunakan untuk program Apollo.

Kebanyakan roket saat ini adalah roket kimia. Mesin roket ini memerlukan bahan bakar padat atau cair, seperti bahan bakar cair Booster/penguat Pesawat ulang-alik dan mesin utamanya yang digunakan untuk melepaskan diri dari gravitasi bumi. Reaksi kimia dimulai di ruang bakar dengan bahan bakar (dengan udara atau oksigen bila di ruang angkasa) dan gas panas yang dihasilkan mengalir dengan tekanan tinggi keluar melalui saluran yang menuju ke arah belakang roket. Tekanan gas yang menyembur keluar inilah yang menghasilkan gaya dorong bagi roket sehingga roket dapat bergerak maju atau ke atas.

Terdapat konsep jenis roket lain yang semakin sering digunakan di luar angkasa adalah pendorong ion, yang menggunakan energi elektromagnet bukan tenaga dari reaksi kimia. Roket termal nuklir juga telah dibangun, tetapi tidak pernah digunakan.

Diskusi materi konten Social Engineering untuk sebuah rumah sakit Multinational Company


Diskusi materi konten Social Engineering sebagai bagian Information Security Awareness untuk sebuah rumah sakit Multinational company dengan agenda:

  1. Pembukaan
  2. PT. PT. Dataquest Leverage Indonesia memaparkan informasi (jika diperlukan)
  3. Serah terima kontak ke Tim Konten
  4. Project Coordinator presentasikan time line dan agenda diskusi.
  5. Presentasi materi dari Pak Djadja Achmad Sardjana
  6. Diskusi :
    a. Format Storyboard yang ingin disepakati
    b. Format Konten (MicroLearning / Narasi Video ID)

Isu tentang keamanan ber-Internet sudah tidak asing lagi di zaman milenium ini. Sudah banyak terlihat, terdengar, bahkan mungkin pernah mengalami kasus tentang kelihaian seseorang dalam mengelabui orang lain untuk mendapatkan aset (berupa informasi berharga) dari orang lain tersebut (Social engineering). Apakah anda termasuk kategori yang pernah membaca, mendengar atau bahkan mengalami hal tersebut?

That was a Social Engineering technique.

Social engineering atau Rekayasa Sosial merupakan sebuah teknik manipulasi psikologis dari seseorang guna mendapatkan suatu informasi rahasia. Ironisnya, banyak yang tidak menyangka kejadian tersebut dapat terjadi. Hal ini juga merupakan bagian dari sisi kelemahan yang ada pada kita sebagai manusia. Berkaitan dengan hal itu, ada quote: “People often represent the weakest link in the security chain and are chronically responsible for the failure of security systems.”.

Quote ini diambil dari buku Secrets and Lies: Digital Security in a Networked World, yang ditulis oleh salah seorang ahli keamanan siber, Bapak Bruce Schneier di tahun 2000 silam. Yang artinya, manusia adalah faktor terlemah dalam sebuah rantai keamanan dan secara kronis turut bertanggung jawab atas kegagalan sistem keamanan.

Kesadaran terhadap keamanan atau yang biasa disebut Security Awareness, sangat penting bagi kita agar terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Security awareness harus kita tanamkan pada diri kita terutama bagi individu yang bekerja di bidang Information Technology (IT). Hacker atau peretas saat ini tidak hanya beroperasi atau bekerja di balik layar komputer untuk menyerang targetnya, mereka para hacker juga akan menyerang secara langsung atau mendatangi langsung targetnya untuk mendapatkan kepercayaan dari target, dan apabila kepercayaan sudah didapatkan maka hacker tersebut akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan agar dapat mengakses sistem yang dilindungi oleh dinding keamanan dan membuat penanganan keamanan apapun seperti Firewall, IDS/IPS, bahkan AntiVirus menjadi tidak berguna, cara seperti inilah yang disebut Social Engineering.

Menurut Malcolm Allen dalam tulisannya di SANS Infosec Reading Room, Social Engineering merupakan ancaman yang sering diabaikan namun dapat dieksploitasi seetiap saat, untuk mengambil kesempatan dari adanya kelemahan di dalam sebuah jaringan keamanan, yaitu manusia atau pengguna sistem itu sendiri. Dimana dari dulu manusia atau pengguna dianggap sebagai bagian terlemah dari sebuah sistem keamanan jaringan. Dalam dunia keamanan jaringan ada sebuah prinsip yang berbunyi “the strength of chain depends on the weakest link” yang artinya “kekuatan sebuah rantai tergantung pada sambungan yang terlemah” dan yang dimaksud dengan sambungan terlemah disini adalah manusia.

TIK PON XIX 2016 Jawa Barat: Belajar dari Negeri Cina


ICT di Olimpiade China

Berkat ICT, atlet dan sponsor mulus berbagi peran serta manfaat  di Olimpiade dengan membanjiri mata, telinga dan perhatian kepada miliaran pemirsa di seluruh dunia. Tiga sponsor teknologi utama yang memberikan kontribusi  signifikan pada Olimpiade Cina yang diselenggarakan Agustus 2008  yaitu: Atos Origin, Samsung, dan Lenovo. Atos Origin mengintegrasikan, mengelola dan menjamin sistem ICT  untuk relay, hasil dan informasi atlet dan acara kepada penonton dan media di seluruh dunia. Atos mencapai ini dengan memobilisasi  4000 tim ahli ICT  untuk memberikan solusi Olimpiade ini.

Upacara pembukaan adalah salah satu yang mengesankan, dengan upacara pembukaan menggunakan teknologi tinggi untuk menyulap dan menyihir mimpi dimulainya Olimpiade Musim Panas ke-29. Lima ribu tahun sejarah Cina mengalir pada “gulungan besar” yang membuka 5.000 tahun peradaban China. “Paus” berenang di dinding stadion seperti bagian sebuah tangki. Manusia berkeliaran mengangkat “dunia”, dan penari mengenakan kostum cerah membentuk “Sarang Burung”. Sepanjang pertunjukan, teknologi tinggi berdampingan erat dengan budaya tradisional Cina: Cetakan “movable type”, salah satu dari empat penemuan besar Tiongkok kuno; Gambar dari karakter Cina kuno dan keyboard komputer modern; Peri jatuh dari langit memakai kostum bersinar dengan cahaya, untuk mewakili “bidadari”; serta Gambar dalam lukisan mural Mogao Grottoes dari Dunhuang di barat laut Provinsi Gansu, China.

Untuk pertama kalinya dalam pembukaan Olimpiade, Beijing menggunakan sistem pemantauan teknis (Technical Monitoring) untuk mengontrol program lebih dari 18.000 atlet melalui kode identifikasi mereka. Samsung berhasil menggunakan teknologi nirkabel untuk Game, yang memungkinkan atlet untuk berbagi pengalaman partisipasi unik mereka dengan keluarga dan teman-teman di seluruh dunia melalui  “Wireless Olympic Work  (WOW) Platform”. Ini merupakan program keterlibatan Samsung dalam ajang olahraga kelas dunia itu. Program yang memiliki tema platform komunikasi ini merupakan program, yang secara interaktif melibatkan para penggemar olahraga di seluruh dunia ikut melebur dalam setiap gelaran lomba serta memberikan info semua peristiwa secara cepat akurat, seperti diungkap oleh situs official resminya SamsungTomorrow.  Sedangkan Desain modern Olympic Torch Relay dibagi antara Samsung dan Lenovo. Lenovo, satu-satunya mitra Cina dan produsen terbesar PC, menyediakan 10.000 unit peralatan komputasi bersama dengan 500 insinyur untuk membantu dalam memberikan data dan hasil untuk lebih dari 300 acara untuk penonton  dan  media.

Tantangan ICT Olimpiade Cina

Ada dampak yang lebih penting pada ICT dari Olimpiade Beijing 2008, seperti pengetatan keamanan Internet:

“China terus memperketat sensor internet sebagai pendekatan Olimpiade, tidak melonggar seperti yang diharapkan. Itulah kesimpulan dari aktivis yang memantau sensor di Cina. Mereka mengatakan bahwa  China terkait peristiwa, seperti kerusuhan di Tibet dan gempa bumi baru-baru ini, pemerintah  menekan apa yang dapat dipublikasikan secara online di dalam negeri, dan informasi apa yang dapat diakses oleh warga. “

Ada keprihatinan karena serangan berprofil tinggi pada sistem komputer Cina selama Olimpiade Beijing yang akan menjadi pukulan serius bagi penyelenggara dan pemerintah. Mereka telah bekerja keras untuk Olimpiade sebagai perayaan ekonomi dan sosial yang dilakukan oleh Cina sejak memulai reformasi 30 tahun yang lalu. Urgensi keamanan jaringan yang lebih ketat untuk Olimpiade disorot di sebuah konferensi di selatan kota Shenzhen, yang diselenggarakan oleh CNCERT, Asosiasi Internet Cina, dan Komite Kerja Cina pada Keamanan Informasi, di mana Xi Guohua, wakil menteri pada Departemen Industri Informasi, meminta peserta untuk mempersiapkan cadangan tidak upaya meningkatkan keamanan jaringan di Cina menjelang Olimpiade.

Di antara langkah pemerintah Cina yang telah diambil untuk memperketat keamanan jaringan selama Olimpiade, dengan menciptakan sebuah tim respon khusus di Beijing yang akan memonitor sistem tanda-tanda serangan dan kemudian merespon jika ada yang terdeteksi. Pekerjaan tim respon itu tidak akan mudah. Prevalensi malware di  berarti menjaga keamanan jaringan selama Olimpiade yang akan menjadi tantangan yang signifikan.

[youtube http://www.youtube.com/watch?v=JsDY1Ha83M8]

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dibutuhkan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat


Jawa Barat resmi menjadi tuan rumah Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX 2016

Setelah provinsi Riau berkesempatan menjadi tuan rumah perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII, kini giliran provinsi Jawa Barat yang tengah menyiapkan diri menjadi tuan rumah PON XIX pada 2016.

“Insya Allah kita sudah mulai penataan. Mulai dari pembenahan gedung dan venue olahraga yang akan dikompetisikan dalam PON mendatang,” kata Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan kepada wartawan di Depok, Minggu, 23 September 2012.

Ahmad mengatakan sudah tidak ada keraguan lagi dalam mengambil kesempatan sebagai tuan rumah PON XIX itu. Sudah diputuskan Jawa Barat sebagai tuang rumah. “Kemarin kan tunggu ditagih, Jabar siap atau tidak,” katanya.

Menurut Ahmad, secara umum Jawa Barat sudah memiliki sarana dan gelanggang olahraga. Sarana itu dibangun pada 1961, saat Jawa Barat menjadi tuan rumah PON yang ke-III. Karena sarana lama, maka ukurannya harus disesuaikan dengan kebutuhan PON saat ini.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dibutuhkan dalam Olahraga

TIK atau “ICT” sangat bermanfaat dalam olahraga karena berbagai alasan, misalnya  seorang wasit yang menggunakannya untuk membantu mereka membuat keputusan yang akan sulit dalam suatu pertandingan. Penggunaan ICT membuat hasil yang lebih akurat dan terorganisir dengan baik. Juga, ICT memberikan bukti bagi para wasit/penyelenggara olahraga sehingga mereka tidak akan menerima keluhan atau pelecehan dari atlet.

Organisasi olahraga dapat menggunakan komputer untuk membantu pertandingan atau lomba, misalnya:

  • Dalam Atletik, teknologi digunakan untuk mendeteksi start yang salah.
  • Penggunaan website untuk iklan acara olahraga.
  • Komputer dapat digunakan untuk merancang lantai untuk Indoor Sports.
  • Computer Aided Design untuk kapal layar, kayak atau Formula One.
  • Computer Aided Design dapat digunakan juag untuk raket Tenis .
  • TIK digunakan untuk kenyamanan Sport Centers biasanya sekarang menggunakan komputerisasi sistem pemesanan dan sistem pengelolaan gedung, dan email pelanggan mereka.
  • Penggunaan sensor untuk mendeteksi bila bola telah melewati tiang gawang di  Tim sepakbola.
  • Teknologi yang digunakan pada tiket sehingga pemegang tiket  bisa mendapatkan akses cepat ke stadion.
  • Bar Code dan kartu chip data pribadi cerdas yang memungkinkan orang untuk mengumpulkan poin.
  • Individu yang sering menonton olahraga dapat berlangganan RSS feed Sport, mis. Skor & Jadwal yang tersedia secara online
  • Digital TV  menyediakan fitur interaktif ketika menonton olahraga. Channel 4 dan Sky Sport menggunakan perangkat lunak untuk membantu kamera melacak bola dalam kriket, tenis dan olahraga lain. Saat ini ada artikel di Daily Telegraph tentang Hukum yang menyetujui pengujian untuk teknologi garis gawang.
  • Pemesanan online untuk tiket ke acara olahraga. “Smart” tiket mempercepat akses ke stadion sepakbola.
  • RFID yang digunakan dalam kriket untuk melacak bagian bola melewati “batsman” dengan mengambil suara dari lapangan.
  • Teknologi nirkabel yang digunakan oleh polisi untuk mengatasi hooligan sepak bola. Penonton dapat menggunakan PDA atau WAP untuk menerima konten permainan yang hidup dan replay instan. Papan display elektronik untuk menampilkan hasil di pertandingan.
  • Olahragawan dapat melihat kinerja mereka difilmkan frame-by-frame menggunakan camcorder, untuk membantu mereka fokus pada tekniknya. Beberapa klub telah menggunakan Apple iPod untuk memutar film ini sehingga pelatih dapat menonton frame berulang-ulang.
  • Penggunaan Internet untuk memeriksa kondisi cuaca untuk olahraga seperti ski atau berselancar.
  • Penggunaan ponsel untuk meningkatkan ayunan golf Anda!  Pegolf dapat juga menggunakan komputer pergelangan tangan untuk mengukur ayunan mereka dan men-download statistiknya ke komputer.
  • Sistem yang dapat dipasang pada helm untuk menginformasikan ketika gegar otak telah terjadi – Riddell Sideline Response System.
  • Sensor yang dapat digunakan untuk memantau kekuatan yang diberikan oleh perenang
  • Virtual Reality game yang dapat digunakan untuk latihan teknik pada olahraga
  • Sport Kit yang dapat membantu untuk memotivasi pelari ketika pelatihan.
  • Jam tangan olahraga yang membantu memonitor denyut jantung agar tetap fit.
  • Dalam balapan layar, perangkat lunak navigasi yang digunakan terhubung ke Internet dan GPS untuk melacak lokasi kapal

Apakah Pemilu Bisa Terlaksana Tanpa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?


Pemilihan umum telah memanggil kita
S’luruh rakyat menyambut gembira
Hak demokrasi Pancasila
Hikmah Indonesia merdeka

Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya
Pengemban AMPERA yang setia
Di bawah Undang-undang Dasar 45
Kita menuju ke Pemilihan Umum

Song and lyric by –
Album Road to Peace
Release year 2003
Produced by slank Record
Formation : Bimbim, Kaka, Ivan, Abdee, Ridho

pilpres 2019

Pemilu sudah selesai dengan segala perna-perniknya………

Semoga hasil Pemilu akan sepertt intan bagi seluruh Rakyta Indonesia. Perlu di ketahui ada “4C” Karakteristik Intan yaitu : Kejelasan (Clarity), Warna (Colour), Potongan (Cut) & Carat (Berat).

Semoga “Pahlawan” Pemilu (lihat foto di bawah), yang terlibat tidak menyalah gunakan kepercayaan. Janganlah mereka lupa hak pilih yang telah kita sumbangkan agar mereka jadi “Pahlawan Parlemen” yang akan “menyelamatkan konstituennya” dengan segala daya dan upaya.

Hari Lahir Pancasila dan Techno.Edu.Preneur Seminar & Expo @Pojokpendidikan @ComlabsITB (1)

Pemilu dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Menarik bahwa Pemilu 2014 tidak menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara langsung oleh Komisi Pemilihan Umum………………….Dalam Bahasa Tasikmalaya, saur KPU: “Naon da ayeuna mah teu nganggo TIK kanggo Pemilu 2014”.

Ini mungkin akibat ada beberapa kalangan yang berkali-kali menemukan celah keamanan di IT KPU seperti Anak 5 Tahun Temukan Celah Keamanan di Xbox sesuai liputan tekno.liputan6.com. Kristoffer Von Hassel, anak berusia 5 tahun asal San Diego berhasil menemukan celah keamanan yang berbahaya pada layanan Xbox Live. Celah ini memungkinkan dia login ke akun milik ayahnya tanpa harus memasukkan password yang benar.

Teknologi Informasi Untuk Pemilu dan Konsolidasi Demokrasi

Idealnya Pemilu 2014 bagi Bangsa Indonesia merupakan konsolidasi demokrasi secara baik. Pelaksanaan Undang Undang Penyelenggara Pemilu sangat ditentukan oleh postur komisioner pemilu. Sehingga penyelengara Pemilu harus mampu melakukan pemilu yang murah, efektif dan bebas dari politik uang dalam modus terkini. Definisi murah adalah menyangkut biaya penyelenggaraan pemilu nasional dan daerah (Pilkada) maupun biaya yang harus dikeluarkan oleh para kandidat. Definisi efektif adalah mampu melakukan tahapan pemilu secara efektif karena berbasis iptek. Untuk menuju efektifitas Pemilu para komisioner sebaiknya memahami betul manajemen dan teknologi Pemilu yang diselenggarakan oleh negara lain lalu bisa mereduksi secara ilmiah kasus-kasus sengketa Pemilu yang pernah terjadi di negeri ini. Sedangkan definisi bebas dari politik uang dalam modus terkini adalah terkait dengan pencegahaan kampanye biaya tinggi. Karena kampanye biaya tinggi mengakibatkan ekosistem demokrasi dikuasai oleh pemodal besar dan tersingkirnya kandidat yang bermutu.

Teknologi Pemilu seharusnya diwarnai oleh Sistem Informasi. Apalagi pada Pemilu 2014 nanti terkait dengan eksistensi e-KTP sebagai basis data pemilih yang dibangun dengan anggaran APBN Rp 6,7 Trilyun dan sebagainya. Sehingga para komisioner harus menguasai dan memahami signifikansi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ) terkait dengan Pemilu serta potensi persoalan yang akan timbul. Bagaimanapun juga, proses demokrasi mustahil dilangsungkan secara ideal tanpa melibatkan TIK. Keterlibatan TIK dalam pemilu dikategorikan menjadi tiga hal, yakni sebagai tools, enabler, dan transformer. Keterlibatan sebagai tools adalah berperan sebagai pendukung jalannya organisasi penyelenggara pemilu dan komputerisasi dari back office. Disini TIK masih merupakan pelengkap dalam tahapan Pemilu. Sedangkan sebagai enabler terwujud jika TIK sudah menjadi penggerak tahapan Pemilu serta membuahkan efisiensi yang signifikan bagi organisasi penyelenggara Pemilu. Sedangkan TIK sebagai transformer yaitu sebagai penentu arah transformasi organisasi penyelenggara pemilu menuju efektivitas pemilu, reduksi biaya dan waktu secara signifikan dengan prinsip otomatisasi dan rekayasa ulang proses (process re-engineering). Mudah-mudahan pada Pemilu yang akan datang terjadi proses transformer, dimana pemungutan suara sudah bisa dilakukan dengan prinsip otomatisasi, rekayasa ulang proses, dan penerapan sistem informasi Pemilu (Sipemilu) yang dedicated hasil rekayasa anak bangsa sendiri. Bila perlu menggunakan mesin e-Voting generasi baru yang memenuhi kriteria verifiability dan auditability.

Kredibilitas Penghitungan Suara Pemilu

Penghitungan suara merupakan fase paling kritis dalam tahapan pemilu. Bermacam modus kecurangan dan manipulasi bisa terjadi Pascapenghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS).

Untuk meningkatkan kredibilitas penghitungan suara hasil pemilihan umum, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah berupaya memperbaiki prosedur dan menyiapkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang diperlukan. Beberapa perangkat, antara lain adanya proteksi hologram dalam formulir penghitungan suara C1 dan proses scaning atau pemindaian C1 tersebut di tiap TPS, serta memberikan kesempatan bagi publik untuk mengambil gambar tabulasi hasil peghitungan suara di TPS.

KPU berjanji hasil scaning C1 di setiap TPS bisa diakses oleh publik secara online dan dalam waktu singkat perolehan suara setiap caleg dan parpol bisa dicek silang. Janji KPU tersebut hendaknya dapat ditepati, sehingga tak ada lagi hambatan teknis seperti adanya bottle neck yang menyebabkan kemacetan pengiriman data dari daerah yang berakibat fatal dan bisa meresahkan.

Bagaimanapun, publik hingga kini masih menaruh curiga dan kurang percaya terhadap teknologi pemilu yang diterapkan di negeri kita. Hal ini karena TIK pemilu yang disodorkan KPU selama ini kurang kredibel dan tidak melalui uji penerimaan publik. TIK pemilu yang diadopsi oleh KPU dalam dua pemilu terakhir terbukti tidak komprehensif, serta tanpa landasan filosofi dan kurang sesuai dengan tren global teknologi pemilu.

Membangun Perdamaian Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bagian-2)


http://ict4peace.org/information-and-communication-technology-for-peace-the-role-of-ict-in-preventing-responding-to-and-recovering-from-conflict-stauffacher-drake-currion-steinberger-2005/
Information and Communication Technology for Peace: The role of ICT in preventing, responding to and recovering from conflict (Stauffacher, Drake, Currion, Steinberger 2005)

Tulisan Oleh Ronald “Skip” Cole dan Teresa Crawford (Bagian-2)

Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan
Keadaan damai atau konflik sering sangat dipengaruhi oleh keputusan tunggal. Teknologi dapat membantu untuk meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan, kemampuan untuk melihat informasi penting dan kemungkinan hasil dari keputusan, dan lingkungan di mana keputusan dibuat. Sebagai contoh:

  • Game dan Simulasi. Games dan simulasi dapat menyediakan lingkungan belajar yang tak tertandingi. Pemain atau pemeran dapat mempelajari apa saja yang berfungsi atau bekerja di lingkungan virtual yang aman, dan dengan demikian meningkatkan keputusan mereka di dunia nyata. Game dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan, menyebarkan informasi, memperkenalkan konsep-konsep dan meningkatkan kesadaran dan pemahaman pada umumnya. Misalnya, Pusat Konflik Tanpa Kekerasan (Center for Nonviolent Conflict) menciptakan sebuah permainan yang disebut  A Force More Powerful untuk mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan dalam konflik tanpa kekerasan. Permainan mensimulasikan perjuangan tanpa kekerasan untuk memenangkan kebebasan dan mengamankan hak asasi manusia  yang terinspirasi oleh sejarah. Pemain dapat merancang strategi, menerapkan taktik dan melihat hasilnya.
  • Penyelesaian Sengketa Secara Online.  Selain membantu untuk memproses informasi , Online Dispute Resolution Tools (ODRT) dapat memfasilitasi keputusan yang lebih baik . Misalnya , SpaceDebate.org, sebuah situs web yang dibangun dibangun menggunakan  software ODRT yang disebut Open Debate Engine, yang memungkinkan pengguna untuk secara terbuka mendiskusikan banyak aspek persenjataan. Debat terstruktur seperti ini membuat lebih mudah untuk dapat  melihat semua sudut pandang dan datang ke suatu keputusan yang efektif .

Mengurangi Kelangkaan. 
Konflik memiliki banyak kemungkinan penyebab , namun kelangkaan sumber daya – makanan, air dan uang – sering merupakan faktor penyebabnya. Teknologi yang meringankan atau mengubah kelangkaan relatif  dapat meningkatkan upaya untuk menciptakan perdamaian. Sebagai contoh:

  • Ponsel. Teknologi komunikasi yang mudah seperti ponsel dapat sangat meningkatkan efisiensi pasar, terutama di negara berkembang. Sebagai contoh, seorang nelayan dapat menggunakan ponsel untuk mencari pasar dengan harga tertinggi dan mengurangi jumlah  tangkapan yang terbuang. Menurut sebuah artikel di The Economist, keuntungan nelayan naik sebesar rata-rata 8% dan harga konsumen turun sebesar rata-rata 4% melalui komunikasi yang lebih baik. Sebagai bagian dari proses perdamaian, anggota milisi sering didorong untuk menyerahkan senjata mereka untuk memperoleh tunjangan bulanan dan pelatihan. Ini adalah proses yang dikenal sebagai demiliterisasi, demobilisasi dan reintegrasi (Demilitarization, Demobilization and Reintegration / DDR). Adalah sulit untuk tampil di belahan dunia tanpa sektor perbankan berkembang dengan baik. Di Afrika Barat, pengguna layanan seluler Safaricom’s  kini dapat mengirim uang melalui ponsel yang dapat sangat membantu dalam melakukan operasi DDR dan reintegrasi mantan pejuang ke dalam masyarakat .
  • Perangkat Genggam (Handheld). Secara sederhanaTeknologi Portabel,seperti handheld dapat membantu memonitor sumber daya untuk mencegah penyalahgunaan. Misalnya, dewan lokal pengelolaan air  sangat bergantung pada handheld untuk membantu mereka lebih teliti memantau sumber daya air untuk menjamin konsumen hulu terlalu sering menggunakan atau mencemari air sebelum pengguna hilir bisa mendapatkannya. Metode ini sangat menjanjikan dalam membendung beberapa konflik di Asia Tengah di mana konflik air dari dua sungai yang mengalir ke Laut Aral telah mengancam hubungan komunitas yang sudah rapuh.

Mendukung Hubungan Baik
TIK dapat memberi manfaat yang luar biasa bagi mereka yang mencoba untuk mempertahankan atau membentuk hubungan baru. Kemampuan untuk berkomunikasi melalui kata-kata tertulis, foto, klip suara, klip video, dan kamera web dapat membuat orang terhubung terlepas dari seberapa jauh mereka secara geografis. Sebagai contoh:

  • Jejaring Sosial. Facebook, Twitter, Change.org, LinkedIn , Meetup, Ning  dan situs jejaring sosial lainnya membantu  individu yang sehati terhubung dan berkolaborasi pada masalah, penyebabnya dan proyek-proyek untuk kepentingan bersama. Misalnya, gerakan perdamaian di Amerika Serikat telah menggunakannya sebagai cara utama untuk menemukan pendukung baru serta mengorganisir demonstrasi, pawai  dan protes.
  • Kolaborasi online. Piranti seperti Groove, Citadel, Zimbra, Basecamp  dan lain-lain memungkinkan tim yang tersebar secara geografis untuk mempertahankan ruang kerja bersama bagi mereka sendiri di mana mereka dapat berbagi file, mengatur alur diskusi  dan banyak lagi. Misalnya , Infoshare di Sri Lanka menggunakan Groove dengan versi disesuaikan  untuk membantu mempertemukan pihak-pihak dalam konflik di Sri Lanka menjadi bersatu secara online dan punya ruang kerja kolaboratif yang aman.
  • Ponsel. Teknologi mobile seperti ponsel juga sangat berguna untuk mendukung hubungan, terutama di negara-negara yang menggunakan berbagai bentuk sensor untuk mengontrol komunikasi. Ponsel adalah cara utama untuk memfasilitasi Smart Mob – sebuah kelompok jaringan orang yang dapat bereaksi sangat cepat dalam mengubah keadaan. “Smart Mob”  diselenggarakan melalui SMS yang memiliki dampak di seluruh dunia: Di Filipina, demonstrasi skala besar diselenggarakan melalui SMS untuk mengdiskreditkan dan menjatuhkan Presiden Joseph Estrada. Di Korea Selatan, kelompok siswa diatur menggunakan SMS untuk memprotes ujian masuk yang ketat untuk universitas elit.
  • Pusat Telematika (Telecentre). Sebagian besar implementasi teknologi yang dijelaskan di atas adalah virtual, karena dapat diakses melalui internet atau perangkat komunikasi lainnya. Tapi di samping itu, Telecentres dan Pusat Teknologi Komunitas (Community Technology Centres) yang dimiliki beberapa komunitas menjadi tempat pertemuan fisik penting di mana kelompok masyarakat dapat mengumpulkan “menetaskan” rencana, pengembangan kampanye  dan hubungan yang dibuat untuk diaspora dan menggali solidaritas masyarakat  internasional. Di Kolombia, sebuah komunitas yang dikelola Telecentre didukung oleh IDRC menjadi sebuah hub untuk menumbuhkan perdamaian  secara cepat. Dengan berkomunikasi melalui e -mail,para demonstran telecentre mampu terhubung dengan pendukung lain di seluruh negeri. Telecentre.org, sebuah inisiatif dari Microsoft dan IDRC (International Development Research Centre ) bekerja untuk mendukung dan memperluas gerakan telecentre global. Tidak semua orang setuju bahwa akses terhadap aspek pembangunan informasi dan komunitas dari telecentres adalah hal yang baik. Pada bulan Mei 2007 orang-orang bersenjata menyerbu Al Wafa Net, sebuah kafe internet, di kamp Khan Yunis di Gaza. Mereka menyandera 17 pria muda yang sedang menggunakan komputer dengan todongan senjata dan menghancurkan komputernya.

Membantu Orang Saling Memahami
Peningkatan pemahaman – terutama budaya, bahasa , dan perhatian yang berbeda – bisa mengurangi konflik. Teknologi komunikasi, khususnya internet, bisa membuat situasi jauh lebih mudah dipahami dan orang lain tampak seperti kita. Sebagai contoh:

  • Perangkat Lunak Penterjemahan. Secara harfiah memahami bahasa masing-masing adalah langkah pertama untuk memahami  lebih dalam. Alat untuk terjemahan otomatis sedang dalam masa pertumbuhan, serta akan menjadi penting bagaimana hal itu dapat berkembang. Departemen Pertahanan Amerika Serikat  telah menginvestasikan jutaan Dollar dalam pengembangan perangkat genggam penterjemah untuk membantu tentaranya di Irak dan Afghanistan. Penerjemahan bukanlah tantangan yang mudah: kadang-kadang kata-kata yang muncul untuk menerjemahkan bahasa, diam-diam menyembunyikan perbedaan dalam perspektif budaya.
  • Blog. Membaca akun informal suatu peristiwa atau kehidupan melalui sebuah blog bisa menjadi cara yang ampuh untuk memahami budaya  dan cara hidup yang berbeda. Jaringan online Global Voices, misalnya, dibuat untuk menyoroti, mendukung dan memperkuat suara bagi mereka yang sering kurang terwakili oleh media tradisional. Jaringannya berfokus dengan mendukung blogger yang membuat blog di berbagai negara pada topik yang jarang mendapatkan liputan utama .
  • Jejaring Sosial. Jutaan orang telah memasang profil pribadi,  pernyataan , dan foto  pada situs web seperti Flickrdan Facebook. Seperti blog, profil ini dapat membantu untuk memahami orang-orang yang berbeda dari kita, dan menunjukkan kesamaan lintas budaya tanpa memperhatikan batas-batas geografis.
  • Multimedia. Audio dan video dapat memiliki dampak yang besar uantuk menjembatani kenyataaan atau membagi impian diantara masyarakat . Misalnya, Videoletters.net menggunakan video untuk menangkap pesan dari mantan tetangga dan teman-teman yang ingin berhubungan kembali dengan teman-teman hilang dalam perang atau berdamai dengan orang lain di bekas Yugoslavia dan Rwanda. Awalnya para produsen akan melacak orang yang hilang dan menyatukan mereka melalui video atau pertemuan secara pribadi, namun dampak yang lebih besar  datang ketika video  disiarkan di saluran akses publik di seluruh negara-negara bekas Yugoslavia. Di Bosnia – Hercegovina, misalnya, walikota Pale membuat surat video ke walikota di bekas Yugoslavia, sementara walikota Srebrenica  di mana 7.000 Muslim dibantai pada tahun 1995, mengirim pesan rekonsiliasi.  WITNESS, pelopor dalam penggunaan video untuk aktivisme, baru-baru ini bermitra dengan Global Voices untuk meluncurkan hub video hak asasi manusia. Video dapat disampaikan oleh siapa saja dengan topik mulai dari kekerasan terhadap perempuan, sampai sengketa penggunaan lahan.

Membangun Perdamaian Abadi
Teknologi tidak bisa menciptakan perdamaian. Tapi mereka pasti bisa berkontribusi terhadap lingkungan di mana orang dapat lebih mudah berkomunikasi, memahami situasi saat ini, memvisualisasikan implikasi dari tindakan mereka, memahami sudut pandang masing-masing dan membentuk hubungan yang bermakna dengan orang yang secara geografis atau budaya terpisaj jauh. Semua ini merupakan alat bantu yang penting dalam proses perdamaian, seperti  kita bergerak, satu langkah pada satu waktu , menuju dunia yang damai abadi.

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=JMN-OI9HFtk]

Membangun Perdamaian Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bagian-1)


Teknologi Informasi dan komunikasi bisa memberikan bantuan yang besar dalam upaya membangun perdamaian abadi dengan membantu orang berkomunikasi, melihat informasi, membuat keputusan, dan memahami satu sama lain lebih baik. Teresa Crawford dan Loncat Cole memberikan penjabarannya sebagai berikut:

Perdamaian tidak diciptakan dengan satu kali tindakan: gencatan senjata, kesepakatan, atau rekonsiliasi hanya titik awal antara waktu perang dan perdamaian abadi. Kedamaian sejatinya dibangun dari waktu ke waktu, dengan berbagai proses yang berbeda dan pendekatan yang bergerak dari konflik menjadi hubungan damai yang langgeng. Hal ini membutuhkan tindakan pada berbagai tingkatan oleh orang yang berbeda, dengan cara yang berbeda dan pada titik-titik berbeda dalam suatu konflik .

Kegiatannya bisa beragam seperti alternatif penyelesaian sengketa (arbitrase, mediasi, negosiasi), rekonsiliasi, perdamaian (baik sipil maupun militer), pencegahan konflik, dan rekonstruksi pasca konflik. Juga peningkatan kapasitas kelembagaan dan organisasi, demobilisasi dan re-integrasi, monitoring dan advokasi, transformasi konflik, rehabilitasi psiko-sosial dan supremasi hukum. Metode perdamaian ini, sebagai bagian dari strategi jangka panjang kohesif, diikuti sasaran kedua akar penyebab konflik dan kekerasan yang mungkin terjadi bisa dihindari.

Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) – baik hardware dan software yang membantu orang berkomunikasi, memahami data, dan belajar melalui alat seperti komputer, internet, ponsel dan banyak lagi – dapat memberikan bantuan yang luar biasa dalam melaksanakan metode perdamaian tersebut. Sebagai contoh :

  • Di Filipina, demonstrasi skala besar yang digerakkan melalui ponsel dan SMS merupakan faktor utama yang memaksa Presiden Joseph Estrada mengundurkan diri, sehingga membawa perubahan tanpa kekerasan skala besar.
  • Angkatan Darat Amerika Serikat merintis hand held system berisi peta dan deskripsi penduduk sipil dan milisi. Hal ini untuk membantu mereka mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang masyarakat di mana US Army bertindak sebagai pasukan penjaga perdamaian. Perangkat genggam ini juga dimaksudkan untuk digunakan oleh organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan yang bekerja di tempat-tempat yang baru pulih dari konflik.
  • Selama pertempuran di Burundi, kelompok diskusi online yang diselenggarakan oleh Burundinet dan Burundi Youth Council memungkinkan orang Burundi dari latar belakang yang berbeda untuk membahas situasi, akar penyebab perdebatan dan mencari cara untuk bergerak maju karena sulit untuk bertemu secara fisik .
  • Videoletters.net menangkap pesan video dari mantan tetangga dan teman-teman serta disiarkan melalui saluran akses publik di seluruh negara-negara bekas Yugoslavia yang memungkinkan orang-orang yang kehilangan kontak dalam perang untuk bersambung kembali.

Seperti semua teknologi, alat ini hanya sarana untuk mencapai tujuan. Dalam rangka untuk secara efektif menggunakannya, penting untuk memulai dengan berpikir tujuan dari upaya perdamaian Anda. Jenis perdamaian apa yang Anda coba untuk bangun? Dengan siapa Anda ingin membangun perdamaian? Di mana Anda ingin memfokuskan upaya Anda? Kapan waktu yang paling tepat untuk menengahi? Apa yang ingin Anda capai? Cara terbaik Anda untuk dapat menjangkau target audiens Anda?

Secara umum, teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan dalam upaya perdamaian dengan enam cara yang berbeda :

  1. Untuk memberikan informasi
  2. Untuk membantu orang memproses informasi
  3. Untuk meningkatkan pengambilan keputusan
  4. Untuk mengurangi kelangkaan
  5. Untuk mendukung hubungan
  6. Untuk membantu orang memahami satu sama lain

Mari kita mempertimbangkan bagaimana teknologi dapat membantu perdamaian satu per satu sebagai berikut:

Menyediakan Informasi
Informasi dapat memberi keuntungan besar dalam operasi perdamaian dengan memperkuat hubungan antara individu dan masyarakat serta meningkatkan kemampuan mereka untuk berbagi, belajar dan berinteraksi satu sama lain. Informasi yang lebih luas juga berarti kemampuan yang lebih baik untuk memahami situasi dan bertindak. Sebagai contoh:

  • Konektivitas internet. Internet memberi keuntungan besar untuk berbagi informasi. Namun, hubungan internet merupakan tantangan di banyak tempat di dunia padahal meningkatkan arus informasi berarti meningkatkan konektivitas. Sejumlah alat memungkinkan pengguna untuk terhubung ke internet, di mana usaha komersial tidak dapat atau tidak akan memberikan layanan. Misalnya, Sistem Komunikasi Inveneo dirancang untuk memberikan komputasi, akses internet dan telepon VoIP untuk daerah dengan sedikit sumber daya dan kurang ramah iklimnya. Hub komunikasi yang andal ini bisa dijalankan tenaga surya, jaringan listrik atau didukung oleh sarana lain seperti tenaga pedal. Di provinsi-provinsi bergejolak Uganda, Inveneo menghubungkan organisasi bantuan dan sangat meningkatkan efisiensi serta efektivitas kerja mereka, sementara pada saat yang sama membangun fondasi untuk penggunaan TIK dimasa depan setelah konflik berakhir .
  • Teknologi mobile, Ponsel dan asisten data pribadi (PDA). Perangkat komunikasi pribadi secara dramatis dapat meningkatkan arus informasi, bahkan di tempat dimana beberapa TIK lain tidak tersedia. Misalnya, di provinsi KwaZulu-Natal Afrika Selatan, UmNyango Project menggunakan teknologi SMS untuk memungkinkan dengan ponsel mereka mengakses informasi dan laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta pelanggaran hak perempuan atas tanahnya sendiri.
  • Sistem informasi geografis (GIS). Sistem GIS – suatu perangkat lunak yang menangkap, menyimpan, dan menganalisis data terkait pada lokasi geografis – dapat digunakan untuk membantu mengikuti jejak pergerakan pengungsi, mempertahankan pengamatan perbatasan (yang sering tidak jelas dilihat dari tanah) dan mencatat di mana kekejaman telah terjadi. Karena nama dan perbatasan sering berubah di daerah bergolak, membuat peta elektronik yang dibangun menggunakan koordinat geografis jauh lebih dapat diandalkan dibandingkan peta kertas.
  • Citra satelit. Amnesty International kini mengundang warga dunia untuk memantau citra satelit resolusi tinggi yang difokuskan pada 12 desa di daerah berisiko tinggi di Sudan, melalui situs Eyes on Darfur. Walaupun penggunaan teknologi baru untuk Amnesty ini penggunaan utamanya perlu dihidmati, salah satu tren yang jelas – teknologi ini akan membuat lebih sulit bagi suatu rezim untuk “bertindak dalam kegelapan”.
  • Diskusi e-mail dan forum. E-mail dan forum di website dapat menghubungkan masyarakat dan mendorong percakapan berlangsung, bahkan di antara warga yang terlibat langsung dalam konflik. Sepanjang perang di bekas Yugoslavia, daftar E-mail dan forum terbentuk baik di dalam etnis dan komunitas antar mereka untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi yang muncul dari konflik. Komunitas online yang lebih formal seperti eDemocracy Issues Forum mendukung diskusi dan debat masyarakat, meningkatkan transparansi pemerintah dan melibatkan warga dalam dialog tentang isu-isu penting bagi mereka.
  • Internet Relay Chat (IRC). IRC adalah metode yang solid, handal, memfasilitasi anonim, serta diskusi kelompoknya direkam melalui internet. Dengan fasilitator terampil dan pedoman komunikasi yang jelas, IRC dapat menjadi metode yang sangat efektif untuk memungkinkan suatu kelompok untuk melakukan negosiasi atau mendiskusikan isu-isu sensitif secara anonim. Hal Ini dan alat chat lainnya, seperti Skype dan MSN Messenger , telah digunakan untuk memfasilitasi diskusi online antara kelompok-kelompok kecil maupun besar .
  • Radio. Dalam era konektivitas, garis antara media tradisional telah kabur. Stasiun radio sekarang melakukan siaran melalui Internet, dilain fihak stasiun berbasis masyarakat menemukan konten untuk menambah siaran lokal mereka dengan mencari di web. Di banyak komunitas, radio adalah satu-satunya link ke dunia luar. Misalnya, Search for Common Ground telah meluncurkan Radio Membangun Perdamaian Afrika, yang bertujuan untuk mengembangkan, menyebarkan dan mendorong penggunaan teknik penyiaran dan konten radio untuk perdamaian. Sebuah gabungan stasiun radio Israel-Palestina, Radio All for Peace untuk menjembatani kesenjangan antara masyarakat Palestina dan Israel melalui cerita yang menarik bagi keduanya.

Membantu Masyarakat Memproses Informasi

  • Website dan portal informasi. Situs web dapat memberikan filter dan sudut pandang kritis pada luapan informasi . Misalnya , situs web International Network to Promote the Rule of Law (INPROL) menyediakan tempat sentral di mana praktisi lapangan dapat mencari informasi dan mengontak ahli. Program on Humanitarian Policy and Conflict Research di Harvard School of Public Health menjalankan “Unit Pengembangan Portal”, yang memberi pembuat kebijakan dan praktisi akses mudah ke informasi mengenai keamanan manusia dan pencegahan konflik serta memungkinkan pengguna untuk membuat jaringan virtual dengan rekan-rekan mereka untuk berbagi keprihatinan yang sama .
  • Alat Visualisasi Data. Sebuah representasi visual dapat menjadi penting memahami data dalam jumlah besar. Misalnya, Tunisian Prison Map memplot lokasi penjara yang terdokumentasi dan rahasia pada Google Map untuk menggambarkan jangkauan pemerintah yang represif serta menghubungkannya ke informasi dan video tentang pembangkang yang ditahan di situs tersebut. Aplikasi lain, Global Internet Filtering Map dari Initiative OpenNet, memetakan informasi daerah mengenai konflik bersenjata tertentu, sengketa perbatasa , gerakan separatis dan kelompok-kelompok militan yang dilarang oleh negara-negara di seluruh dunia.
  • Penyelesaian Sengketa Secara Online. Alat yang memetakan konflik dan pengaruh pada masing-masing pihak dapat sangat membantu dalam memproses informasi. Online Dispute Resolution Tools (ODRT) “membingkai” argumen dan membantu peserta untuk menyelesaikan konflik dengan damai menggunakan debat online, negosiasi, arbitrase dan alat mediasi. Misalnya, Synanin yang dapat digunakan oleh suatu kelompok untuk menjawab pertanyaan dan debat, memvisualisasikan mindmap dari berbagai jenis argumen, dan akhirnya mencapai konsensus .
  • Pusat Komando Virtual. Perintah atau pusat operasi online dapat memungkinkan banyak orang yang tersebar di benua yang berbeda untuk melihat informasi yang sama. Bayangkan banyak orang dari berbagai latar belakang (jenderal, duta besar, pekerja Korp Perdamaian dll ), semuanya melihat sebuah peta online. Peta itu dilengkapi dengan informasi tentang daerah – lokasi orang, makanan, dan kelompok-kelompok pemberontak, tingkat ketidakpuasan, dll – yang secara kolektif mereka dapat memodifikasi untuk membuatnya lebih akurat. Karena semuanya bekerja dengan model bersama, mereka dapat mulai berkomunikasi dengan lebih baik. Jenis teknologi ini belum lazim, namun penggunaannya berkembang . Sebagai contoh, anggota dari Program Operasi Perdamaian George Mason University mendirikan Command Center yang sama dengan pemerintah Swedia , yang mereka sebut ‘Aquarium’.

Dikutip dari Tulisan Oleh Ronald “Skip” Cole dan Teresa Crawford

Telematika: Lebih Besar, Lebih Baik, Lebih Cepat dan Lebih Murah


Awal tahun ini saya berpartisipasi sebagai ahli teknis dalam pertemuan konsultasi  untuk membahas inisiatif dan implementasi “e-Learning, Knowledge Management and Corporate University” di sebuah konferensi. Mereka yang hadir berasal dari “jajaran manajer biasa” dari jajaran SDM perusahaan internasional besar, perusahaan teknologi dan juga beberapa BUMN serta departemen di Indonesia. Diskusi itu benar-benar  berbeda dari banyak orang  yang telah fokus pada topik yang sama dan telah memasukkan satu elemen yang sangat unik: usulan kerangka evaluasi potensial  terhadap peranan Telematika – “Bigger, Better, Faster , Cheaper ” Dan kerangka yang sama memikirkan “Bagaimana Teknologi Telematika Melakukan Transformasi Proses Bisnis” di lingkungan Akademis, Bisnis dan Birokratis.

Kerangka kerja ini sangat menarik bagi saya, mengingat latar belakang saya dalam pengembangan Sistem Telematika. Dengan menghapus  komponen “Bigger”, yang biasanya akan disebutkan pada tahap awal dari upaya pengembangan Telematika: “Better, Faster, Cheaper”. Gagasan umumnya adalah bahwa kita dapat mencapai hanya dua dari tiga opsi secara bersamaan. Jadi misalnya, jika kita ingin mengembangkan sesuatu yang baik dalam waktu singkat (lebih baik dan lebih cepat) akan memerlukan investasi yang signifikan (tidak murah). Atau jika seseorang mengembangkan sesuatu yang cepat dan tanpa menghabiskan banyak uang (lebih cepat dan lebih murah) kualitas akan “menderita” (tidak baik).

Tapi kerangka sederhana “Bigger, Better, Faster, Cheaper” mengubah kendala menjadi peluang. Idenya adalah bahwa melalui penerapan ICT seseorang dapat berpotensi:

  1. Mereplikasi dan skala inisiatif lebih mudah;
  2. Meningkatkan kualitas intervensi;
  3. Mempercepat proses dan prosedur, dan

Dan kerangka kerja tersebut mudah dan cocok untuk pengembangan indikator untuk menguji setiap hasil potensialdari Telematika. Kita hanya perlu memantau jika setelah intervensi ICT mereka melakukan lebih besar, melakukan lebih baik, melakukannya lebih cepat dari sebelumnya, atau melakukannya lebih murah. (Unsur terakhir – murah – ini bisa dibilang yang paling sulit untuk diukur dan akan menjadi topik di masa depan.)

Sebagai alat bantu, Telematika bergulat dengan kebutuhan untuk memperlihatkan hasil dan dampak dari inisiatif yang didukung teknologi tersebut –  saya pikir kerangka evaluasi “Bigger, Better, Faster, Cheaper” menyediakan sarana yang sederhana namun kuat dan efektif untuk melakukan tugasnya. Apakah Anda setuju?

[youtube http://www.youtube.com/watch?v=3ueXwSOV24M]