Dedikasi kurir sebuah provider e-commerce yang tidak bisa masuk ke dalam rumah


[10/1 11.35] +62 878-4234-3249: Sya bell rmah gda yg kluar
[10/1 11.40] Djadja Sardjana: Terima kasih
[10/1 11.40] +62 878-4234-3249: Sama2 pa
[12/2 11.36] +62 878-4234-3249: Pa sya dr lazada mau konfirmasi paket sudah d terima an bu endah
[12/2 11.41] Djadja Sardjana: Terima kasih
[15/2 11.44] +62 878-4234-3249: Pa sya dr lazada mau konfirmasi paket sudah d smpan dpan pintu ya 🙏
[15/2 13.18] Djadja Sardjana: Terima kasih
[18/4 12.31] +62 878-4234-3249: Ya
[18/4 12.39] Djadja Sardjana: Terima kasih
[19/5 16.58] Djadja Sardjana: Nuhun
[29/5 16.12] Djadja Sardjana: Terima kasih

Sejak awal pandemi, tingkat penetrasi e-commerce di Indonesia meningkat secara signifikan. Berdasarkan laporan Katadata Insight Center bersama SIRCLO, konsumen yang memilih berbelanja online secara eksklusif telah meningkat dari 11% sebelum pandemi, menjadi 25,5% di awal tahun 2021. Tak hanya itu, Indonesia juga masuk dalam lima besar negara yang memiliki frekuensi belanja online terbesar di dunia, dimana 40% konsumen berbelanja online setiap minggunya, menurut publikasi Knight Frank Australia pada bulan Juli 2021.

Peran dari staf lapangan dalam menggerakkan roda e-commerce di Indonesia semakin besar. Kehadiran pekerja garis depan memastikan jutaan pembeli di berbagai penjuru Indonesia bisa menerima pesanan mereka dari kenyamanan rumah. Pemberian bingkisan kepada para pahlawan era digital ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi atas kerja keras dan konsistensi tim garis depan e-commerce, terutama di pusat fulfillment yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, serta Surabaya.

“Para pekerja lapangan di sektor e-commerce menjadi salah satu kelompok ‘pahlawan digital’ yang bekerja siang-malam demi memenuhi kebutuhan konsumen di kanal online. Sejak awal pandemi, mereka telah mengambil risiko untuk tetap bekerja dari pusat fulfillment setiap hari—bahkan ketika gelombang pandemi meningkat—demi memastikan para pembeli bisa menerima pesanan dengan tepat waktu. Kami berharap semakin banyak pihak yang dapat mengapresiasi kehadiran para pekerja di garis depan ini, karena kami percaya bahwa berkat dedikasi merekalah, kita semua bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mudah dan praktis melalui e-commerce,” ungkap Rinaldi Tjhin, Chief Services Officer SIRCLO.

Sementara itu, perwakilan dari staf lapangan, Adiyanto Didiet, mengatakan, “Meski berada di belakang layar, kami percaya bahwa kinerja dan kontribusi kami merupakan bagian dari suatu tujuan yang besar. Selama masa pandemi, peran kami semakin berkembang, dari sebelumnya memenuhi kebutuhan konsumen, hingga kini turut menjaga keselamatan konsumen dan menekan penyebaran COVID-19. Kami berharap dapat terus melayani konsumen dengan baik dan mampu memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia.”

E-Business Director Danone-AQUA, Dewi Larasati, mengungkapkan, “Keikutsertaan Danone Indonesia dalam program ini merupakan salah satu bentuk apresiasi kami terhadap mitra yang selama ini telah bekerjasama menghadirkan kebaikan AQUA kepada masyarakat melalui channel online. Telah menjadi komitmen bagi Danone Indonesia untuk dapat terus hadir dan memberikan dampak positif kepada masyarakat Indonesia di berbagai keadaan dan kesempatan. Untuk itu, kami juga berharap bantuan ini dapat terus menjaga kesehatan dan sedikit meringankan beban rekan-rekan yang terdampak pada kondisi pandemi seperti saat ini.”

Jalan pagi di sekitar Kramat Senen Jakarta bernostalgia 30 tahun lalu pernah mengalami hati yang tertaut di sini


Jalan pagi hari di sekitar Kramat Senen Jakarta dalam rangka bernostalgia 30 tahun lalu pernah mengalami hati yang tertaut di sini.

Ketika itu saat bekerja di Merpati Nusantara Airlines sering jalan kaki dari Cempaka Putih ke daerah ini mencari sesuap nasi yang sangat berarti bagi kami famili di muka bumi.


Jalan Kramat Raya yaitu nama salah satu jalan utama di Jakarta Pusat. Nama jalan ini diambil dari kawasan di Jakarta yang memiliki tingkat frekuensi dan kualitas pertempuran paling tinggi dalam kurun ketika 1945 – 1949. Jalan ini membentang sepanjang 1,8 kilometer dari Jalan Kwitang sampai Jalan Raden Saleh. Jalan ini menempuh 4 Kelurahan, yaitu kelurahan:

Kwitang, Senen, Jakarta Pusat
Kramat, Senen, Jakarta Pusat
Kenari, Senen, Jakarta Pusat
Paseban, Senen, Jakarta Pusat


Jalan ini dilewati oleh TransJakarta Koridor 5 dan yaitu jalur akses menuju Salemba. Di jalan ini terdapat Museum Sumpah Pemuda.

Kontruksi di sepanjang Jalan Kramat Raya

Graha Milenium Rukan Centra Keramat
Gedung GPEI Pertamina
Rotring Mesjid Baitul Falah
PT. Pantja Niaga Pertamina Tongkang
STIE YAI Magister Akuntansi PMI
Museum Sumpah Pemuda SMA Muhammadiyah
Rumah Sakit Kramat STIE Muhammadiyah
Kantor Pajak Senen Polres Jakarta Pusat
BRI Griya Kramat
BNI Pantekosta
Hotel The Acacia
*Kontruksi diurutkan dari Kwitang menuju Raden Saleh.

Transportasi
Berikut ini yaitu trayek bus yang melayani Jl. Kramat Raya

Metromini P15 Senen-Setiabudi
Metromini P17 Senen-Manggarai
Metromini T508 Senen-Hasrat Indah
PPD NE02 Rawamangun-Grogol
PPD P02 Cililitan-Kota
PPD 916 Tanah Abang-Kampung Melayu
Mayasari Bakti P9A Senen-Bekasi (via Bekasi Timur)
Mayasari Bakti AC62 Senen-Poris Plawad
Mayasari Bakti AC63 Pasar Baru-Bekasi (via Bekasi Barat)
Mayasari Bakti AC122 Senen-Cikarang (via Cibitung)
Bianglala AC76 Senen-Ciputat

Referensi
Megapolitan: Map & Street Guide, 2009-2010. Edisi 4. Departemen Norma budaya istiadat & Pariwisata Indonesia, PT. Gramedia.
Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage (Norma budaya istiadat & Warisan Sejarah). Buku II. Yayasan Untuk Indonesia

Jurnalisme Digital: Shalat subuh di Masjid Nugraha Bandung.


Shalat subuh di Masjid Nugraha Bandung. Jadi ingat masa remaja di Bandung. Mengisi bulan Ramdhan dengan berbagai kegiatan dakwah. Mesjid ini begitu ramai dengan pengunjung yang sebagian besarnya adalah anak-anak dan remaja yang mencari tanda tangan untuk memenuhi tugas dari guru.

Masjid Nugraha Muararajeun tempat dimana sejak kecil dibina dan dikembangkan jati diri keislaman oleh ulama seperti almarhum KH Bustami Darwis.

Saat ini Masjid Nugraha selesai direnovasi dan dikembangkan kapasitasnya agar bisa menampung lebih banyak jamaah dan kegiatan yang bisa dilakukan.

Hidupku banyak dipengaruhi oleh tokoh dan tempat ini. Masih teringat jelas petuah dan nadom dari Masjid yang didirikan salah satunya oleh tokoh pendiri pabrik dan industri pertama kacamata di Indonesia A. Kasoem.

Kini, sudah hampir tigapuluh tahun , suasana keramaian anak-anak dan remaja di masjid itu sudah tidak ada. Jamaah shalat subuh sebagian besar diisi oleh orang tua dan kakek nenek . Lebih sunyi., dan khidmat, tapi tetap ada yang hilang di sana : Celoteh dan keriangan anak-anak dan remaja.

Stasiun Purwakarta stasiun kereta api kelas II yang terletak di Nagritengah, Purwakarta, Purwakarta


Stasiun Purwakarta (PWK) (Aksara Sunda Baku: ᮞ᮪ᮒᮞᮤᮇᮔ᮪ ᮕᮥᮁᮝᮊᮁᮒ, Stasion Purwakarta) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Nagritengah, Purwakarta, Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Di dekat stasiun ini terdapat bekas dipo lokomotif juga tumpukan gerbong kereta api yang sudah tidak berfungsi. Stasiun ini memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 1 sebagai sepur lurus jalur ganda dari arah Jakarta serta jalur 2 sebagai sepur lurus jalur ganda ke arah Jakarta dan juga jalur tunggal dari dan menuju Bandung.

Sejarah Stasiun Purwakarta

Stasiun Purwakarta di tetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya Berdasarkan SK Menbudpar No: PM.58/PW.007/MKP/2010. Stasiun Purwakarta (PWK) adalah stasiun kereta api yang terletak di Jl. Kolonel Kornel Singawinata No. 1,Nagritengah Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 m ini berada di Daerah Operasi 2 Bandung. Di Stasiun ini terdapat dipo lokomotif Purwakarta yang sudah tidak digunakan kembali. Dahulunya lokomotif uap besar seperti DD 52, CC 50 dirawat di dipo lokomotif ini.

Secara administratif, Purwakarta terbentuk pada 20 Juli 1831 setelah Gubernur Jenderal Van den Bosch memindahkan ibukota Karesidenan Karawang ke wilayah tersebut dari Wanayasa. Dengan statusnya sebagai ibukota karesidenan, maka pembangunan infrastruktur baru standar kolonial di Purwakarta diselenggarakan untuk mendukung jalannya pemerintah daerah Karawang.

Sejak diresmikan pada 1867, perkembangan jaringan rel kereta api milik swasta dan negara di Jawa terus meningkat. Sampai 1894, jalan rel kereta api dari Jakarta-Bogor-Bandung-Yogyakarta-Solo-Surabaya sepanjang 912 kilometer telah berhasil terhubung. Di Karesidenan Karawang, eksploitasi kereta api awalnya diselenggarakan oleh Batavia Ooster Spoorweg Maatschappij (BOSM). Sejak dibukanya lintas pertama Batavia-Bekasi pada 31 Maret 1887, BOSM telah berhasil menyelesaikan hubungan rel kereta api Batavia-Karawang pada 20 Maret 1898. Meski demikian, belum ada rencana pembangunan rel kereta api menuju Purwakarta. Dalam laporan arsip Algemeene Secretarie (Sekretariat Negara) 17 September 1893, BOSM justru mengincar eksploitasi kereta api Kedunggede-Cirebon pada rencana proyek 1893. Oleh karena kesulitan finansial, rencana tersebut tidak pernah terlaksana. BOSM justru terpaksa menjual seluruh asetnya kepada perusahaan kereta api negara Staatsspoorwegen (SS) seharga 5 juta Gulden. Total lintas BOSM satu-satunya sejauh 63 kilometer resmi diambilalih oleh negara sejak 4 Agustus 1898.

Dalam pandangan pemerintah sendiri, pembelian jalur Batavia-Karawang sebenarnya memiliki alasan strategis dalam bidang ekonomi, yaitu menguasai hubungan langsung antara Priangan sebagai pusat perkebunan dan pertanian dengan Batavia sebagai gerbang pelabuhan ekspor. Rencananya adalah, mewujudkan jalur kereta api milik negara antara Batavia dengan Bandung melalui Karawang. Dengan adanya jalur tersebut, maka lalu lintas kereta api negara tidak perlu melalui koridor Batavia-Bogor yang tentunya wajib membayar sewa kepada pemilik jalur swasta yaitu NederIandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Keunggulan lain adalah, Batavia-Karawang-Cikampek berupa jalur datar yang memiliki kecepatan kereta api lebih tinggi dari lintas Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung yang merupakan jalur pegunungan. Otomatis waktu tempuh akan menjadi lebih singkat.

Dalam rencana lintas Karawang-Padalarang, ibukota karesidenan Karawang di Purwakarta menjadi salah satu tempat pemberhentian (stasiun besar) kereta api yang melintasi rute Jakarta-Cikampek-Padalarang-Bandung. Pembangunannya dimulai pada 1901 bersamaan dengan proyek lintas tersebut. Pada masa pembangunan jalur Cikampek menuju Bandung, Stasiun Purwakarta menjadi tempat penyimpanan alat-alat dan material berat (kran, rangka baja jembatan, batang rel) sebelum dikirim ke lokasi pembangunan. Setelah pembangunan selesai, Stasiun Purwakarta juga menjadi lokasi tetap (pindahan dari Karawang) kantor Burgerlijke Openbare Werken (Kementerian Pekerjaan Umum) sebagai pusat administrasi pembangunan jalur kereta api. Stasiun Purwakarta resmi dibuka untuk umum pada 27 Desember 1902.

Arsitektur Stasiun Purwakarta tergolong sederhana. Fasadnya jamak ditemui pada bangunan stasiun lain yang dibangun pada periode 1880-1910. Umumnya ciri khas stasiun-stasiun seperti ini adalah masih ada sedikit pengaruh gaya Yunani Kuno (era 1880-1889), asimetris, semua sisi dalam satu kesatuan bentuk. Pada elemen jendela, dinding, atap, pintu, dan lain-lain disusun menyatu dalam satu komposisi bangunan. Stasiun Purwakarta yang persegi panjang menyerupai Stasiun Tanjung Priok Lama (lokasinya di dermaga), yaitu sedikit memiliki ornamen. Kalaupun ada berupa tambahan susunan kayu pada pinggir atap dan kanopi sebagai campuran unsur lokal. Sedangkan pintu dan jendela stasiun sedikit banyak mirip dengan desain yang ada di Stasiun Purworejo. Secara keseluruhan, arsitektur Stasiun Purwakarta adalah desain paling mutakhir pada zamannya yang menerapkan gaya seni arsitektur modern awal. Aliran seni tersebut terus berkembang sejak akhir abad ke-19 (1890).

Sebagaimana layaknya stasiun besar zaman kolonial, Stasiun Purwakarta juga memiliki sebuah bangunan depo (bengkel) lokomotif uap lengkap dengan sebuah turntable, yaitu tempat untuk memutar arah posisi lokomotif. Dengan selesainya jalur Purwakarta-Padalarang pada 2 Mei 1906, maka hubungan kereta api antara Batavia-Surabaya lewat Karawang menjadi lebih cepat dan efisien karena tidak perlu membayar sewa kepada NISM (Jakarta-Bogor), dan tidak perlu memutar lewat Bogor-Sukabumi. Semasa zaman kolonial, Stasiun Purwakarta menjadi salah satu stasiun besar yang melayani penumpang jarak jauh dari beragam kelas. Keberadaan bengkel lokomotif di Purwakarta cukup penting karena posisi stasiunnya yang mengarah ke Bandung merupakan awal dari rel yang menanjak dan berkelok. Oleh karena itu selalu disiagakan lokomotif uap pengganti. Setelah era lokomotif uap berakhir pada dekade 1980an, berangsur-angsur dipo lokomotif di Purwakarta tidak digunakan lagi.

Beberapa tahun lalu kalau kita naik KA Argo Parahyangan dari Kota Bandung ke Jakarta atau sebaliknya, maka akan lewat tempat dimana kereta api harus berjalan lambat antara stasiun Purwakarta dan Ciganea.

Sejak sebelum adanya tol Cikampek Purwakarta Padalarang (Cipularang), kereta api di tempat ini terutama saat musim hujan harus berhati-hati karena rel kena longsor atau bergeser.

Setelah diperbaiki perjalanan kereta api sekarang lebih aman dan cepat.

Satu dekade yang lalu sesuatu yang tidak mungkin seorang reporter wanita CNN melakukan tugasnya menggunakan hijab


Setiap zaman ada naik turun dari bangsa yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan peradaban. Mungkin satu dekade yang lalu sesuatu yang tidak mungkin seorang reporter wanita CNN melakukan tugasnya menggunakan hijab di tengah jalan Kota Kabul Afghanistan yang dikelilingi pasukan Taliban.

Dunia sudah berubah dengan cepat seperti bandul jam yang bergerak dari kiri kanan dan sebaliknya. Batas ipoleksosbud hankam menjadi sangat dinamis dan transaksional disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kita sebagai manusia yang sangat besar kepentingannya di dunia.

Saat ini hampir tidak satu kekuatan yang bisa dikatakan super power atau “undefeatable” yang bisa menyombongkan diri sebagai polisi dunia atau penjaga moral dan HAM. Setiap umat manusia harus berubah tidak hanya menggunakan satu sisi cara pandang demi kepentingan pemegang saham atau “playing as god” dimana pun dia berada.

Dengan keterbukaan informasi yang dapat dirasakan, dipikirkan serta ditindaklanjuti saat itu juga, tidak ada fihak manapun yang bisa melakukan “hidden agenda”. Semua orang bisa melakukan pengawasan melekat dengan seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Jurnalisme Digital: Gudeg Bu Djuminten harganya pas bagi wisatawan yang datang ke Yogyakarta


Gudeg Bu Djuminten ini harganya pas, tempatnya bersih, citarasa gudegnya gurih sangat pas untuk wisatawan yang tidak suka hidangan terlalu manis.

Yang suka gudeg basah coba mampir kesini, ayamnya kampung, rasanya gurih dan enak. Nggak harus antri karena pelayanannya cepat…

Jauh lebih enak dibanding gudeg yg harus ngantri malem2…Kreceknya super, arehnya super… Gurih pas di lidah…
@ Gudeg Bu Djuminten

Cerita di baliknya. Dulu, ada seorang kerabat keraton Jogja bernama Bandoro ( Ndoro ) Purbo. Ndoro Purbo setiap hari datang ke warung gudeg bu Djuminten untuk mengemis. Anehnya, setiap kali diberi gudeg, makanan itu bukannya dimakan melainkan dibuang di pinggir jalan. Lebih aneh lagi karena bu Djuminten tidak marah. Itu karena ia tahu Ndoro Purbo sudah hilang ingatan.

Konon, Ndoro Purbo mengalami keadaan naas tersebut karena kutukan ayahnya. Saat itu ada hajatan di keraton. Ayahnya memintanya merapikan kursi-kursi. Bukannya segera dikerjakan, ia malah metheti (menjentikkan jari) ke meja dan kursi. Ayahnya murka, ia bilang, “Pancen edan Purbo kuwi (Purbo itu memang gila).” Sejak saat itu Ndoro Purbo hilang ingatan.

Semasa hidupnya, bu Djuminten mengasihi dan merawat Ndoro Purbo sampai meninggal dan dimakamkan di Karang Kabotan, sebelah timur Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara. Oleh karena kebaikan hati Bu Djuminten, warung yang ada di kawasan Pecinan ini menjadi terkenal. Cerita itu sendiri berkembang di tahun 1960-an. (ditulis ulang dari buku Monggo Mampir, Mengudap Rasa Secara Jogja)

Arennya gurih, nangkanya manis dan empuk. Usaha yang mulai dirintis sejak tahun 1926 ini memang istimewa. Rasa gudeg yang biasanya sangat manis dan eneg, tapi di sini lebih gurih dan terasa enteng di perut.

Bangunannya klasik dan membuat betah. Rumah yang sekarang digunakan sebagai warung bergaya klasik dan moderen. Setipe dengan rumah-rumah jaman dulu di jalan Poncowinatan, Kranggan serta Pakuningratan. Cirinya: daun jendelanya lebar dengan model pintu yang kedua sisinya di buka keluar. Selain itu yang menunjukkan bangunannya sangat “Njawani” ialah dua tulisan dalam aksara Jawa yang berarti terima kasih (matur nuwun) dan selamat datang (sugeng rawuh).

Liputan Media Sosial: Mengenang Piagam Jakarta 22 Juni 1945




Piagam Jakarta (bahasa Inggris: Jakarta Charter) adalah sebuah dokumen historis berupa kompromi antara pihak agamais dan pihak nasionalis dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk menjembatani perbedaan pandangan dalam agama dan negara. Piagam Jakarta merupakan piagam atau naskah yang disusun dalam rapat Panitia Sembilan atau sembilan tokoh Indonesia pada tanggal 22 Juni 1945 malam.

BPUPKI dibentuk 1 Maret 1945 sebagai realisasi janji Jepang untuk memberi kemerdekaan pada Indonesia. Anggotanya dilantik pada 28 Mei 1945 dan persidangan pertama dilakukan keesokan harinya sampai dengan 1 Juni 1945. Sesudah itu dibentuk panitia kecil (sembilan orang) untuk merumuskan gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara yang dilontarkan oleh tiga pembicara pada persidangan pertama. Dalam masa reses terbentuk Panitia Sembilan. Panitia ini menyusun naskah yang semula dimaksudkan sebagai teks proklamasi kemerdekaan, tetapi akhirnya dijadikan Pembukaan atau Mukadimah dalam UUD 1945. Naskah inilah yang disebut Piagam Jakarta.

Piagam Jakarta berisi garis-garis pemberontakan melawan imperialismekapitalisme dan fasisme (semangat perjuangan bangsa Indonesia melawan imperialisme, kapitalisme, dan fasisme), serta memulai dasar pembentukan Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam Perdamaian San Francisco (26 Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu merupakan sumber berdaulat yang memancarkan Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Republik Indonesia.

Berikut ini butiran-butirannya yang sampai saat ini menjadi teks pembukaan UUD 1945.

Bahwa sesoenggoehnya kemerdekaan itoe ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itoe maka penjajahan di atas doenia harus dihapuskan, karena tidak sesoeai dengan peri-kemaknoesiaan dan peri-keadilan.

Dan perjoeangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan Rakjat Indonesia ke-depan pintoe-gerbang Negara Indonesia,yang merdeka, bersatoe, berdaoelat, adil dan makmur.

Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan yang loehoer, soepaja berkehidoepan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaannja.

Kemoedian daripada itoe, oentoek membentoek soeatoe Pemerintah Negara Indonesia jang melindoengi segenap Bangsa Indonesia dan seloeroeh toempah darah Indonesia, dan oentoek memadjoekan kesedjahteraan oemoem, mentjerdaskan kehidoepan bangsa, dan ikoet melaksanakan ketertiban doenia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disoesoenlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itoe dalam suatu Hoekoem Dasar Negara Indonesia, jang terbentoek dalam soeatoe soesoenan negara Repoeblik Indonesia jang berkedaaulatan Rakjat, dengan berdasar kepada:

Ketoehanan, dengan kewajiban mendjalankan sjariat Islam bagi pemeloek-pemeloeknja
Kemanoesiaan jang adil dan beradab
Persatoean Indonesia
Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam permoesjawaratan/perwakilan
Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.

Djakarta, 22-6-1945

Panitia Sembilan

Ir. Soekarno
Drs. Mohammad Hatta
Mr A.A. Maramis
Abikoesno Tjokrosoejoso
Abdoel Kahar Moezakir
H. Agoes Salim
Mr Achmad Soebardjo
Wahid Hasjim
Mr Moehammad Yamin.

Pada saat penyusunan UUD pada Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah (preambule). Selanjutnya pada pengesahan UUD 45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan UUD. Butir pertama yang berisi kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya, diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad HassanKasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo.

Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik dan ditandatangani oleh Ir. SoekarnoMohammad HattaA.A. MaramisAbikoesno TjokrosoejosoAbdul Kahar MuzakirH.A. SalimAchmad Subardjo, K. H. Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.

Berikut adalah kutipan di Media Sosial Twitter terkait Piagam Jakarta:

๑۩۞​ 🄳🄰🅄🄽 🅂🄸🅁🄸🄷 ۩۞๑ @daunsirih5
·Janganlah, Jangan nebak2 bisa jadi untuk semua orang. Baik untuk anda belum tentu baik untuk orang lain. sebaiknya urus rumah sendiri sajalah, dan jangan lupa urus PANDEMI.172464

Angkasa @Angkasa_19·Ada yg masih terobsesi dgn salah satu kalimat di piagamJakarta.

Acil@anggraini_J·Membalas @rizqimakbarbuset ngapain lamalama , musyawarah mufakat ?

Rizqi Mauludin Akbar@rizqimakbar·Merumuskan piagamjakarta

Knight Of Truth@Alismar89937714·Membalas @Tuti45931006Termasuk pak Amien pun tertipu daya komunis yg kolaborasi dgn yahudi ! UUD’45 harus dikembalikan ke ASLINYA karena perubahan yg dilkukan telah merusak & mengkhianati CITA2 Pendiri Negara !!! Komunis/yahudi licik terlalu byk pengkhianat Bangsa senang bekerja sama dgn mereka !!?

Embeeeeer … @Tuti45931006·Hilangnya 7 kata dlm piagamjakarta juga karya kaki tangan mereka di antara oara pendiri bangsa.

Zahrah Hasan@Zahrah40291660·Membalas @Zahrah40291660Renungan Pesan Mohammad Natsir yang Sepatutnya Direnungi Oleh Umat Islam. – Islam Beribadah Akan Dibiarkan – Islam Berekonomi Akan Diawasi – Islam Berpolitik Akan Dicabut Seakar-AkarnyaPesan Mohammad Natsir yang Sepatutnya Direnungi – Minews IDMATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagai tokoh pejuang kemerdekaan RI dan ulama besar, Mohammad Natsir telah menjadi teladan dan inspirasi bagi rakyat Indonesia. Gagasannya banyak dijadikan rujukan….minews.id


Sosmed@pemikir5·Makahnya GOBLOK sudah berapa kali gw bilang mereka teriak2 Pancasila itu artinya Indonesia tdk boleh jadi negara Islam atw tdk boleh syariat Islam diFormalisasi dalam negara. Makanya sebenarnya ulama2 pendiri bangsa itu menginginkan PiagamJakarta bukan Pancasila..tapi diPAKSA

Pangeran Perang@Wedhus999 · 2 JulAkhirnya si Nenek peyot buka suara Ayo Lengserkan Pangeran NIPUNEGORO Bubarkan PDI-P jika Jokowi saat ini Dilengserkan,kami pastikan masuk Bui Ayo rakyat Indonesia,Lengserkan Jelmaan Fir’aun Kerangkeng di dibawah Got Asal muasalnya dia nongol3,3 rb tayangan0:04 / 2:0116Tampilkan utas iniREPUBLIK MERDEKA | RMOL.ID@rmol_id·Boleh Kaget Tapi Jangan Masa Bodoh (5): Memimpikan Amandemen Ke-5Boleh Kaget Tapi Jangan Masa Bodoh (5): Memimpikan Amandemen Ke-5PADA 7 Januari 2021, Ultah ke-3 Gerakan Kebangkitan Indonesia (GKI), diadakan curah pendapat antara beberapa tokoh intelektual. Seperti Prof. Dr.publika.rmol.id

Liputan The-Marketeers.com: COMLABS-USDI ITB, E-LEARNING UNTUK INDONESIA


[Live Interview]   ComLabs USDI ITB, E Learning untuk Indonesia

ComLabs USDI ITB, sebuah terobosan baru yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. E-Leraning, sebutan yang tidak asing jika kita mendengar kata tersebut. Banyak hal yang kita lakukan di luar kegiatan dan rutinitas sehari-hari yang masuk ke dalam e-learning. Media sosial seperti facebook, twitter,hingga  youtube dan google mampu memberikan pengetahuan yang tidak kita dapatkan di tempat biasa. Tapi, mungkin banyak yang memandang e-learning hanya dari satu sudut saja. Yaps, electronic learning, hanya itu yang umumnya orang ketahui, dan e-learning sebenarnya lebih dari itu. E-Learning adalah sebuah konsep belajar digital yang berisi tentang banyak hal dan tidak dapat dilihat dari perspektif kecil saja. Di luar negeri, konsep e-learning ini sudah banyak digunakan, dan sangat mudah didapatkan, ada yang bersifat gratis, hingga bersifat bisnis, sesuai dengan kebutuhan dari si pengguna.

Adalah ComLabs USDI ITB yang diplot oleh ITB sebagai gateway bagi para mahasiswa hingga pengajarnya untuk dapat mulai beradaptasi dengan metode e-learning tersebut. Sudah digunakan secara parsial di tahun 2002-an, ComLabs ITB semakin berkembang dan menjadi pusat informasi serta pengembangan e-learning kepada kalangan akademisi hingga kebutuhan-kebutuhan lain di luar itu, seperti pelatihan gratis dan training-training yang mendukung. Fokus di awal tahun 2007, ComLabs USDI ITB sudah mampu memberikan dampak positif kepada lingkungan internal ITB. Dosen-dosen yang selama ini menggunakan metode konvensional di dalam standard pengajarannya, mulai mau beradaptasi dan belajar dalam menjalankan metode e-learning tersebut. Metode yang digunakan pun tidak sembarangan, Metode SCORM, metode yang merupakan standard NASA dan digunakan dalam bentuk konsep dan sudah dipakai di hampir semua jajaran militer di US. Bukan hal yang mengherankan jika pada akhirnya ComLabs USDI ITB menjadi pusat e-learning yang paling progresif di tanah air.

Djadja Achmad Sardjana, ST, MM

Pak Djadja Achmad Sardjana, ST, MM yang merupakan Project Management & Knowledge Management – E-Learning Consutant menambahkan, tingginya antusiasme para e-learner yang ada di ITB pada khususnya dan para pelaku industri pada umumnya. Saya juga sempat ditunjukan beberapa contoh training project dari berbagai perusahaan yang menggunakan ComLabs USDI ITB sebagai konseptornya dan penggagasnya. Menarik, yap, itu kata yang tepat untuk menggambarkannya, banyaknya konten lokal hingga dialog interaktif yang ditunjukan pada sesi itu benar-benar membuat saya takjub, bahwa ComLabs USDI ITB sudah mampu melampaui batas pola pikir pendidikan yang konvensional dan kadang membosankan. “Berhasilnya suatu sistem e-learning, tergantung pada keberagaman dan keberlangsungan konsep yang sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan”. Kata-kata Pak Djadja tersebut seharusnya mampu memotivasi para pelaku akademisi terutama yang berfokus pada e-learning untuk dapat lebih dinamis dan inovatif dalam mengembangkan pasar yang terbilang masih baru ini, untuk ukuran formal tentunya.

Memiliki lebih ari 20 orang pegawai dan beberapa kontributor dari kalangan internal ITB, ComLabs USDI ITB, nantinya diharapkan mampu menjadi wadah bagi para akademisi yang mau menjalankan konsep e-learning ini dengan lebih baik. Walaupun di dalam prosesnya sendiri, ITB masih menggunakan standard belajar 25:75 untuk komposisi e-learning dan pembelajaran konvensional. Tapi tergantung pada pengajar jika ingin menggunakan porsi lebih banyak untuk sisi e-learningnya selama tidak jauh dari konsep pembelajaran awal dan hal yang ingin dicapai.

Terakhir, ComLabs USDI ITB juga selalu berkembang dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk perkembangan e-learning. Salah satunya adalah memberikan Free Saturday Lesson yang diadakan di gedung ComLabs USDI ITB sendiri dan para pembicaranya dihadirkan secara cuma-cuma dengan topik yang selalu up-to-date.  Sehingga tidak ada kata berhenti untuk belajar, karena bagaimanapun juga, “hasil terbaik itu berasal dari sebuah kerjasa team”, tanpa kerjasama, segala sesuatunya akan menjadi lebih sulit. Sukses selalu untuk ComLabs USDI ITB !!

Artikel ini dimuat juga di: http://the-marketeers.com/archives/live-interview-comlabs-usdi-itb-elearning-untuk-indonesia.html

Liputan The-Marketeers.com: “Membangun Modal Insani Melalui e-Learning” (Building Human Capital Through e-Learning)


cover
Praktik e-learning sudah lama dilakukan oleh berbagai instansi, khususnya instansi pendidikan. Universitas Terbuka boleh dibilang menjadi pelopor dari sistem pendidikan jarak jauh tersebut. Tren e-learning makin populer ketika kampus-kampus swasta turut melakukannya.
“Potensi e-learning ini cukup besar dan diminati oleh masyarakat di banyak negara. Di Amerika Serikat, ada 6,1 juta yang mengambil bachelor degree melalui online. Konsep ini di dunia pendidikan bukanlah konsep baru. Kami sebagai universitas swasta berterimakasih pada universitas terbuka karena mempopulerkan sistem pembelajaran ini,”  Pantri Heriyati, M.Comm head of school-Management, Bina Nusantara, Jakarta dalam Friday Online Seminar bertajuk “Building Human Capital Through e-Learning” di studio Jakarta, Jumat (02/03/2012).
Heriyati mengatakan di Binus praktik e-learning ini dinaungi dalam program Binus Online yang terbagi dalam dua musim, yakni ekstensi selama dua semester dan program komplit. “Kami melihat permintaan e-learning cukup besar. Meski demikian, promosi dan edukasi perlu kontinu digalakkan, khususnya kepada korporat yang mana skill dan knowledge sumber daya manusia di perusahaan tersebut perlu ditingkatkan,” imbuh Lianti Raharjo, Head of Program Undergraduate, School of Management Binus Business School.
Sementara itu, Nur Agustinus, Coordinator Faculty of Entrepreneurship and Humanities Universitas Ciputra Surabaya, mengatakan program e-learning bisa dilakukan kapan pun dan di manapun karena sifatnya yang lintas batas. Agustinus mengatakan e-learning masih memiliki tantangan untuk Indonesia. Misalnya, masih ada anggapan miring bahwa lulusan e-learning kurang berkualitas bila dibanding sistem belajar konvensional. “Tantangan lain berupa keterbatasan infrastruktur Internet,” tandas Agustinus.
Sementara itu, Djadja Achmad Sardjana dari COMLABS-USDI Bandung menambahkan, tantangan lain adalah kultur dan kebijakan  yang kurang mendukung e-learning. “E-learning bukan sekadar memindahkan materi kuliah konvensional ke online. Perlu modul-modul yang disajikan secara online dengan menarik. Bukan sekadar memindah file-file yang membosankan. Inilah yang menjadi tantangan bagi tenaga pengajarnya,” kata  Djadja. Ia menambahkan e-learning sering dianggap hanya cocok untuk kampus-kampus IT. e-Learning, kata Djadja, juga bisa dilakukan untuk semua jurusan, termasuk kedokteran sekalipun.
Sebenarnya, program e-learning menjadi jawaban akan mahalnya proses pembelajaran selama ini. Dengan komunikasi nir tatap muka, pengajaran masih bisa dilakukan dengan sistem e-learning. Boleh dibilang strategi low budget high impact untuk pendidikan. “Fleksibilitas juga menjadi keunggulan lain dari e-learning,” imbuh Heriyati.
Heriyati berharap ke depannya ada sistem akreditasi yang jelas sistem belajar e-learning ini karena tidak kalah dengan sistem konvensional. Binus sendiri akan membuka e-learning untuk magister management pada Juni tahun ini.